Linggarjati adalah gerbang utama menuju Ciremai, selain juga terkenal dahulu dengan perjanjian Linggarjati jaman penjajahan Belanda. Dari pos inilah CAMPUS C EXPEDITION akan memulai pendakian.
Desa Linggarjati merupakan desa yang bersejarah dimana kita bisa mengunjungi Gedung Linggarjati, yang dijadikan museum untuk mengenang perjanjian Linggarjati yang dilaksanakan tahun 1946. Setelah pendakian kita bisa menikmati pemandian air panas yang terletak di Desa Sangkan Hurip, 4 km ke arah timur Linggarjati, yang mengandung yodium, berbeda dengan kebanyakan pemandian air panas alami yang mengandung belerang.
Jalur pendakian Linggarjati ini sangat jelas, karenanya menjadi pilihan utama para pendaki. Dibandingkan dengan jalur Palutungan, jalur Linggarjati ini lebih curam dan sulit, dengan kemiringan sampai 70 derajat. Di jalur ini, air hanya terdapat di Cibunar. Dari Desa Linggarjati berjalan lurus, kurang lebih ½ jam, mengikuti jalan desa menuju hutan pinus, kita akan sampai di Cibunar ( 750 mdpl ). Disini kita menjumpai jalan bercabang, ke arah kiri menuju sumber mata air dan lurus menuju arah puncak. Kalau tidak bermalam di Desa Linggarjati, kita bisa berkemah di Cibunar. Persediaan air sebaiknya disiapkan disini, karena setelah ini tidak ada mata air lagi. Dan penakian Kampus C Expedition akan diawali dari sini.
Pos Pendaftaran Linggarjati (650) 29 Maret 2013 07:15 wib
Dengan waktu 30 menit kita melewati jalan aspal penduduk dan belantara sawah menuju Cibunar, kita akan mulai mendaki melewati ladang dan hutan pinus, dan kita akan melewati Leuweung Datar ( 1.285 mdpl ), Condong Amis ( 1.350 mdpl ), dan Blok Kuburan Kuda ( 1.580 mdpl ). Di Pos Cibunar Tim Expedition Campus C akan menyiapkan air yang kami ambil dari sebuah mata air yang tidak jauh dari pos.
Pos Cibunar (750 mdpl) 29 Maret 2013 08:00 wib
Proses Pengambilan air di Pos Cibunar
Setelah kami selesai menyiapkan perbekalan air, kami luangkan waktu untuk mengambil gambar serta istirahat sejenak sambil menikmati suasana alam yang sejuk dengan dikelilingi hutan pinus di pos yang telah disediakan oleh pengelola setempat. Tim Expedition Campus C melanjutkan perjalanan kembali tepat pukul 08:20.
Pos berikutnya setelah Cibunar adalah Pos Kondang Amis yang kami tempuh dalam satu jam. Jalur yang kami lalui disini adalah hutan pinus dan kebun kopi dengan kemiringan lahan relatif masih banyak bonus. Sepanjang jalur Cibunar—Kondang Amis, kami menjumpai tiga gubuk kayu bekas warung. Banyak coret-coretan di dinding gubuk tersebut.
Pos Condang Amis (1.250 mdpl) 29 Maret 2013 09:40
Pos Condang Amis (1.250 mdpl)
Di pos inilah kami pertama beristirahat melepas lelah. Walaupun jalur pendakian masih relatif datar, tapi perjalanan dengan beban yang lumayanagak sedikit berat cukup menguras segerombolan orang - orang ganteng ini. Di pos inilah jalur linggasana dan jalur linggajati bersatu. Di pos ini terdapat lahan yang cukup luas untuk mendirikan beberapa tenda dan ada terdapat bangunan yang yang cukup luas bisa digunakan untuk berteduh atau beristirahat. Di pos ini juga terdapat mata air namun harus turun cukup jauh sehingga tidak disarankan untuk mengambil air dari pos ini. Setelah kami rasa cukup untuk melepas lelah dan narcis abis di pos ini, tepat pada 10.00 wib kami melanjutkan perjalanan kembali menuju pos berikutnya.
Pos berikutnya adalah Blok Kuburan Kuda (1.450mdpl). Untuk sampai di Kuburan Kuda diperlukan waktu 2 jam. Kuburan Kuda merupakan tanah datar yang cukup luas dan cukup teduh sebagai tempat perkemahan. Daerah ini dianggap keramat bagi masyarakat setempat. Selepas Kuburan Kuda, pendaki akan melewati beberapa tempat keramat seperti Ceblokan, Pengalas.
Kuburan Kuda (1450 mdpl) 29 Maret 11.00 wib
Kuburan Kuda (1.450 mdpl)
Di pos ini rombongan orang - orang keren dan cerdas pun beristirahat, di pos kuburan kuda ini juga terdapat lahan yang bisa menampung 2-3 tenda ukuran sedang.Jalur yang kami lalui adalah jalan-jalan sempit berumput, vegetasi tua yang besar-besar. Seperti referensi yang aku dapat sebelum pendakian ini, mulai di pos ini ada tawon yang seolah mengikuti kami, bahkan sampai pos berikutnya. Daerah ini dianggap keramat bagi masyarakat setempat. Setelah Kuburan Kuda, pendaki akan melewati beberapa tempat keramat lagi seperti Ceblokan, Pengalas. Tepat pukul 11:18 kami melanjutkan pendakian.
Menjelang Pos Pengalapan, jalur yang kami lalui mulai ekstrem dengan tanjakan yang panjang dan banyak pohon-pohon tumbang sehingga berdasarkan referensi yang kami dapat, untuk menuju pos pangalapan kami diperlukan waktu 1 jam. Tanjakan semakin terjal hingga kemiringan 65-70 derajat , dan kita hanya dapat berpegangan pada akar-akar pohon.
Pos Pangalapan (1.650 mdpl) 29 Maret 2013 12.00 wib
Makan siang di Pos Pangalapan
Sholat Dzuhur di Pos pangalapan (1.650) 12.30 wib
Campus C Expedition kembali beristirahat pada pos ini. Karena hujan yang mengguyur kami pun mendirikan tenda darurat menggunakan 2 ponco untuk tempat sekedar berteduh. Disini cukup luas bisa mendirikan 9-10 tenda sekaligus, sangat direkomendasikan untuk pendakian masal camp disini karena setelah ini pendakian akan semakin berat dan sulit menemukan tempat luas. Di Pos Pangalapan ini, Campus C Expedition istirahat cukup lama. Kami menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam di pos ini dengan berbagai macam kegiatan. Selain karena hujan yang mengguyur pada siang itu, kebetulan pada saat itu adalah waktu untuk Sholat Dzuhur sekaligus makan siang. Setelah dirasa cukup dalam istirahat pada pos ini, perjalanan kami lanjutkan kembali pada pukul 13:00.
Perjalanan kami lanjutkan melewati jalur Tanjakan Seruni yang cukup melelahkan, kemiringan rata-rata jalur ini ini 60-70 derajat bahkan ada beberapa yang vertical sehingga kami harus naik dengan bantuan akar-akar pohon yang nampaknya memang sudah sering digunakan sebagai pegangan bantuan bagi para pendaki. Kami sampai di Pos Tanjakan Seruni (1.825 mdpl) pukul 14.15 WIB. Di plang tertera bahwa puncak masih 4.2 kilometer lagi.
Tanjakan Seruni (1.825 mdpl) 29 Maret 2013 02:15
Sepanjang perjalanan menuju Pos Tanjakan Seruni kami diguyur hujan dengan intensitas yang sedang yang terkadang disela perjalanan ini kami dapatkan beberapa kali kilatan petir yang membuat kami ragu untuk melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya. Tepat di perlintasan Pos Tanjakan Seruni petir menyambar sangat kencang dan membuat kami panik capur takut campur ngeri campur macam - macam deh pokoknya horor banged. Setelah semua rombongan sampai di halaman Tanjakan Seruni, kami diskusi membahas untuk kemungkinan perjalanan berikutnya. Disela diskusi tiba - tiba petir menyambar untuk kesekian kalinya, tapi yang satu ini petir seakan mengingatkan kita untuk tidak melanjutkan perjalanan berikutnya. Petir yang menyambar membuat kami tiarap dengan spontan ditempat yang kami anggap aman bahkan ada sebagian dari rombongan tim Expedition ini yang merasakan sengatan dari petir tersebut. Akhirnya beberapa rombongan sepakat untuk mendirikan tenda disini, disela mendirikan tenda hujan semakin deras dengan kilatan petir yang lumayan horor. Akhirnya dua tenda berhasil kami dirikan walaupun dengan susah payah dengan guyuran hujan yang intensitasnya semakin tinggi. Didalam tenda kami lanjutkan berdiskusi membahas perjalanan berikutnya apakah dilanjutkan apa tidak. Suasana semakin tegang karena didalam diskusi ini terjadi dua kubu yang berbeda pendapat.
1 komentar:
mantap gan....lanjutkan
Posting Komentar